Wednesday 15th of January 2025

Isu Garuda Indonesia Bakal Merger dengan Pelita Air, Begini Klarifikasi Dirut Garuda

Isu Garuda Indonesia Bakal Merger dengan Pelita Air, Begini Klarifikasi Dirut Garuda

--

Baca juga: Buka Rekening Baru di Bank Sinarmas Promo Terbaru Motion Trade, Bonus Saldo Awal 25 Ribu

Baca juga: Perang Dagang Besar Ada Di Depan Mata, Perusahaan Eropa Bersiap Hadapi China

Kinerja maskapai nasional full-service itu terus tertekan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga kuartal III-2024, GIAA membukukan rugi bersih sebesar USD131,2 juta, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang merugi USD72,4 juta. Padahal, pendapatannya meningkat dari USD1,7 miliar menjadi USD2 miliar.

Peningkatan kerugian yang dialami Garuda disebabkan oleh lonjakan beban operasional. Salah satunya berasal dari beban perawatan dan perbaikan dari USD273 juta menjadi USD413 juta. Secara umum, beban operasional Garuda meningkat 19 persen dari USD1,99 miliar menjadi USD2,38 miliar.

Baca juga: Nilai Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.629 per USD, Bagaimana Perkembangan Suku Bunga Dalam Negeri?

Situasi tersebut diperparah oleh tingginya utang perusahaan yang menyebabkan beban keuangan pada sembilan bulan pertama mencapai USD374 juta. Posisi utang berbunga perusahaan tercatat sebesar Rp54 triliun.

Saat ini, ekuitas GIAA juga minus USD1,4 miliar. Artinya, perusahaan tersebut dianggap bangkrut secara finansial (bangkrut secara teknis) karena posisi ekuitasnya yang negatif dan utang yang meningkat.

Source:

Update Terbaru

RELATED POST